Manado – Ternyata ngojek di malam hari selain dapat dijadikan sebagai tambahan penghasilan, tetapi juga dapat menambah pengalaman dan kenalan baru bagi seorang petugas satpam bernama Jemmy di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), saat ngojek malam di seputaran kota Manado Sulawesi Utara.
Kepada Suluttengo, ia memulai ceritanya pada saat keluar ngojek pada 00.30 dan berputar-putar mencari penumpang akhirnya ketemu juga dengan penumpang pertamannya sekitar jam 02.00, tepat di depan Hotel Central di jalan Sam Ratulangi, yang ternyata seorang bule yang meminta diantarkan ke salah satu BAR untuk refreshing.
“Ok..Mister!” ungkap Jemmy dan ingin langsung tancap gas. “eits..eits..wait..tunggu..tunggu dulu, your helmet, please!,” ungkap bule, yang kelihatannya sudah mulai menguasai bahasa Indonesia ini.
Sambil dibonceng bule bercerita tentang asal negaranya (Australia) dan menjelaskan bahwa di Australia jika melanggar aturan lalu lintas langsung ditilang, jadi tidak ada istilah kong kaling kong dengan petugas (uang persekot). “Sangat jauh berbeda dengan yang ada di kota Manado, peraturannya sudah ada tapi penegakkannya tidak ada,” ungkap Jemmy.
“Awalnya saya bawa bule ini, ke Corner. Karena bule hanya mengenakan celana pendek akhirnya petugas sekuriti melarang kami masuk, kalau ingin masuk, boleh! yang penting bayar dulu Rp.50.000, supaya pihak sekuriti akan pinjamkan celana,” ungkap Jemmy.
Tiba-tiba bule menolak dan mengatakan,”No..No…Itu korupsi..Indonesia…..Korupsi,” tolak bule dengan menggoyangkan jari telunjuk ke kiri dan ke kanan tanda tak setuju. Akhirnya Jemmy memutuskan untuk membawa penumpangnya ke Pub Sarona saja.
Di Pub Sarona si bule duduk menenggak minuman bir bersama Jemmy hingga tidak lama berselang lagu paya kondios dikumandangkan pertanda pub akan segera ditutup. Terpaksa suasana yang mulai menyenangkan tersebut terusik lagi. Selanjutnya Jemmy mengarahkan tamunya membeli beberapa botol bir di toko Orelane jalan Sam Ratulangi dan Balik ke Hotel.
Di lobby hotel inilah Jemmy banyak bercerita panjang lebar dengan bule Australia itu, dan mengambil oleh-oleh pengalaman tentang seorang sahabat bule yang ramah namun kritis ini. Menurutnya segala peraturan kalau dibuat harus ditegakkan tanpa pandang bulu. dicontohkannya ketika mereka mengendarai kendaraan tidak bisa meminum alkohol (seperti yang baru saja mereka lakukan).
Hari sudah menjelang pagi, Jemmy kembali ke rumahnya di bilangan kelurahan kleak, namun pikiran usilnya mengusik. Jemmy menyempatkan singgah di Jalan Sarapung tempat para waria-waria nongkrong di kota Manado. Jemmy langsung menunjuk agar 2 orang waria ini langsung menuju kamar 110. Selang beberapa lama, kedua waria keluar dan mengatakan,” Salah om….dia suka parampuang bukan laki-laki,” ujar keduanya dalam logat Manado yang maksudnya Jemmy salah mengarahkan karena yang disukai bule itu perempuan bukan laki-laki. (C)
Filed under: Masyarakat, Pariwisata dan Hiburan | Tagged: Asuransi, bawah umur, DPRD Kota Manado, kenalan baru, lalu lintas, logat Manado, palu, save bunaken, taman nasional bunaken, universitas sam ratulangi | 1 Comment »