Ilustrasi
Opini suluttenggo – Pada umumnya pedesaan di Indonesia tidak ada tradisi menabung, asumsi dan penggunaan sarana ekonomi dan lembaga pembiayaan modern, semuanya berjalan secara alami dan tradisionil.
Di sisi lain arus informasi dalam bentuk hiburan yang tersaji sebagai akibat dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi masuk begitu deras sehingga tidak jarang menimbulkan keterkejutan budaya (culture shock), yang merangsang mereka untuk melakukan pilihan-pilihan pola kehidupan baru.
Pola kehidupan baru ini seringkali menganut pola kehidupan yang bertentangan secara etik, moral dan bahkan hukum. semua kenyataan ini muncul sebagai gejala dari proses memburuknya ekonomi dan lingkungan yang mengancam kualitas hidup masyarakat di berbagai pedesan.
Pembangunan pada dasarnya tidak hanya melalui perolehan keahlian-keahlian, melainkan sebagai sesuatu yang dipelajari. belajar yang dimaksud di sini adalah peningkatan kemampuan masyarakat, baik secara individual maupun kolektif, tidak hanya menyesuaikan diri dengan perubahan, melainkan untuk mengarahkan perubahan menuju tujuan-tujuan masyarakat.
Hal ini melibatkan proses belajar untuk keluar dari kerangka berpikir yang menerima sikap pasif, sikap yang selama ini dianut oleh kalangan masyarakat tradisionil sebagai satu-satunya tanggapan yang relevan bagi penindasan dan ketidakberdayaan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. (saidin, 2001).
Sehingga kemajuan teknologi dan mekanismenya akan mampu mendorong penerapan pembangunan, guna merubah kehidupan masyarakat dari suatu keadaan ke keadaan yang lebih baik.
tentu saja, keadaan yang lebih baik menurut persepsi yang telah disepakati secara bersama antara berbagai komuniti yang hidup di Idonesia.
Pembangunan juga merupakan perubahan dengan laju yang cepat akan berdampak pada lingkungan sosial.
Transformasi sosial hanya dapat berhasil apabila masyarakat menyadari akan hak-hak dan kewajibannya serta mempunyai kapasitas untuk melaksanakannya. sehingga program comunity development harus mencakup sasaran -sasaran yang memungkinkan masyarakat melaksanakan transformasi ekonomi, teknologi dan sosial budaya.
Sasaran ini tidak lain adalah memberdayakan pranata-pranata sosial yang ada dan berkembang di masyarakat. dan sasaran itu, ibarat menembak ke sasaran yang terus-menerus bergerak. (*)
Filed under: Opini | Tagged: berkembang, culture shock, ekonomi, etik, hak-hak, hukum, individual, informasi, kewajiban, kolektif, lembaga pembiayaan modern, Lingkungan, masyarakat, Menembak Sasaran Yang Terus Menerus Bergerak, moral, pedesaan Indonesia, Pembangunan, perubahan, pola kehidupan, sasaran, sosial budaya, Teknologi, tradisi menabung, tradisional | Leave a comment »